Jumat, 27 Januari 2012

Laporan Hasil Wawancara

Sumber : Metro Tv/Editorial (Rabu, 20 April 2011 07.00-08.00 WIB)
Narasumber : Bung Godersito
Topik Wawancara : Membiakkan Dana Otonomi Khusus
Pokok-Pokok Informasi Hasil Wawancara :
    PERILAKU pemerintah daerah menyangkut dana sangat kontradiktif. Di satu pihak mereka kerap berteriak kekurangan dana untuk memutar roda pembangunan, tetapi di lain pihak mereka seolah miskin kreativitas ketika dana di depan mata. Saking miskinnya, Pemerintah Provinsi Papua memilih mendepositokan dana otonomi khusus periode 2008-2010. Jumlahnya, menurut Badan Pemeriksa Keuangan, tak tanggung-tanggung mencapai Rp1,85 triliun. Dari tahun 2002-2010 dana yang diberikan pemerintah pusat kepada Pemerintah Papua mencapai Rp28,8triliun. 
    Dana yang sangat besar tersebut berasal dari Pemerintah Pusat  untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan di Provinsi Papua. Itu keputusan dan tujuan awal  yang ditetapkan  yang dimana keputusan itu  sangat tepat karena buruknya tingkat pendidikan dan kesehatan di sana. Bahkan, indeks pembangunan untuk kesejahteraan manusia di Papua rutin terpuruk di posisi buncit dari 33 provinsi di Indonesia.  Oleh karena itu, merupakan kebodohan tersendiri bahwa Pemerintah Provinsi Papua tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan anggaran pendidikan dan kesehatan. Bahkan, memilih mengendapkan dana itu untuk di deposito ketimbang menggunakannya untuk kemajuan warga dan hal ini dapat digolongkan sebagai kejahatan sosial.
    Yang  juga patut disesalkan adalah, dana anggaran yang diberikan pemerintah pusat kepada Pemerintah Provinsi  Papua tidak sedikitpun tersentuh oleh rakyat Papua, dana yang didepositokan dengan 2 dari 5 tujuan pembangun di  Papua diluar infra struktur dan permasalahan pangan. Selain Rp1,85triliun yang didepositokan di satu bank, ternyata terdapata  2triliun lebih yang didepositokan ke bank lain. Yang kenyataannya juga tidak digunakan dalam upaya perubahan dan kemajuan taraf kehidupan di Papua. Belum lagi kenyataan yang baru saja diketahui bahwa, lebih kurangnya tujuan didepositokannya dana pembangunan itu hanyalah untuk mendapatkan bunga yang lebih, dengan ketidak tahuan siapapun, kemanakah bunga itu mengalir. Satu hal lagi yang menjadi daya tarik adalah, fakta yang menyatakan bahwa,  dana yang telah didepositokan digunakan oleh  para pemimpin untuk jalan-jalan santai ke Eropa terutama ke Roma dan Jerman. Hal ini pulalah yang menjadi tanda tanya bagi rakayat.
    Tindakan seenaknya dalam mengelola dana seperti yang dilakukan Pemerintah Provinsi Papua tak sepatutnya dibiarkan. Ada uang rakyat teramat banyak yang harus direalisasikan bagi kepentingan rakyat, bukan malah dibiakkan dengan tujuan untuk mendapatkan bunga yang pemanfaatan dan pertanggung jawabannya juga harus dilacak. Hal ini juga yang menimbulkan terciptanya raja-raja kecil yang sewenangnya dan tidak memiliki tanggung  jawab.
    Banyaknya harapan yang dilontarkan dari mulut orang-orang kecil berharap adanya perubahan yang lebih baik di Papua. Pengawasan yang ketat diminta untuk diterapkan dalam sistem Pemerintahan disana, yang dimana lembaga-lembaga formal yang ada seharusnya bisa mengendalikan penyimpangan-penyimpangan yang tercium, sehingga adanya etitut dalam pemikiran para pemimpin untuk menjadi anak tonggak bagi daerah otomoninya, sehingga menciptakan semakin minimnya penyipangan yang terjadi. Dan yang pastinya, diharapkan juga adanya komitmen politik dan pemerintah pusat juga mau merespon sentilan rakyat yang mengaum-ngaum atas ketidak adanya sentuhan-sentuhan yang didapat dari yang seharusnya mereka dapat. Jelas sekali bila mereka masih saja tidur, sampai kapanpun tidak akan ada perubahan yang lebih cantik di Papua, melainkan hanya sekedar mimpi bagi rakyatnya.
    Membiakkan dana otonomi khusus itu di bank adalah sama dengan membiarkan rakyat Papua tetap tertinggal. Hanya pemerintah yang tak berakal yang mampu melakukannya.
Komentar Saya :
    Narasumber :
Menurut saya, Bung Godersito memiliki pemikiran yang elastis dengan prinsip yang berbeda. Pendapat serta pandangannya terhadap suatu permasalahan/penyimpangan yang terjadi menjadi kutu tersendiri banginya sehingga membuat ketertarikan bagi orang lain untuk mengetahui juga kutu tersebut terutama terhadap saya. Segala yang menjadi pandangannya fakta adanya, belum lagi pengetahuannya mengenai hak, kewajiban, dan kewenangan dalam bagi para pemimpin dilontarkan dengan berdasarka landasan peraturan  hukum, ketentuan MPR, dan yang pastinya UUD’45. Tidak tanggung-tanggung kritikan dan sindiran yang terlontar dari mulutnya memiliki keunggulan tersendiri. Dan yang saya kagumkan lagi dari Bug Godersito adalah penilaian dan masukkannya, membuat orang dapat memdaur ulang tujuan untuk melakukan suatu penyipangan.
    Topik yang dipilih :
Menurut saya, Membiakkan Dana Otonomi Khusus memiliki daya tarik dan ciri tersendiri untuk suatu topik berita. Fakta yang terdapat pada topik tersebut memang seharunya menjadi buah bibir bagi para politikus. Belum lagi, fakta yang saya ketahui tentang Membiakkan Dana Otonomi Khusus tidak hanya terjadi di wilaya Papua melainkan terjadi pula di beberapa daerah di Indonesia, dan mungkin masih banyak lagi daerah-daerah yang sama nasipnya dengan Papua haya saja belum tercium oleh pemerintah pusat, hal inilah yang menjadi daya tarik saya. Dan yang pastinya topik berita ini, membantu kita untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya bahwa pendidikan seorang pemimpin yang dipercayai untuk memimpin rakyatnya tidak lebih dari hanya untuk memenuhi impin dan keinginannya saja. Banyak rakyat kita yang dijemur sebagai ikan asin hanya untuk mendapatkan perubahan lebih-lebih hak mereka. Dan topik ini juga dapat membantu rakyat kita, khususnya Papua untuk menampar pemimpin-pemimpin kita dari tidur lelapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar