Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata colonus yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada para petani Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus & pindah ke daerah lain lebih subur. Para colonus tetap menjalin hubungan dengan negara asalnya, tapi oleh negara asal, daerah tadi dianggap sebagai bagian negara induk & harus tunduk pada negara asal. Dari sinilah muncul awal penjajahan (imperialisme). Jadi kolonialisme adalah suatu sistem pemukiman warga suatu negara di luar wilayah induknya atau negara asalnya. Biasanya daerah koloni di seberang lautan & dijadikan bagian wilayah mereka.
Imperialisme
Dari kata Latin imperare yang artinya menguasai.Orang yang menguasai disebut imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang dikuasai imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium dengan alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan jajahan atau menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah. Walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda; namun dalam praktek berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah, sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.
Macam-macam imperialisme umumnya dibedakan menjadi 2 yakni kuno & modern.
Sebelum revolusi industri (abad 18) & setelah revolusi industri bertujuan:
Glory (mencari kejayaan)
Gold (mencari kekayaan)
Gospel (menyebarkan agama kristen)
Mencari daerah baru untuk:
tempat mencari bahan mentah/baku industri
pemasaran hasil indutri
tempat penanaman modal
Masuknya kekuatan Barat & berkembang kolonialisme - imperialisme Barat di Indonesia
Latar belakang pelayaran orang-orang Eropa ke dunia timur dimulai peristiwa dikuasainya Kota Konstantinopel (ibukota Romawi Timur) oleh Bangsa Turki dalam Perang Salib (1453) membawa perubahan besar bagi bangsa Eropa. Kesultanan Turki melarang orang Kristen membeli rempah-rempah dari Konstantinopel waktu itu menjadi satu-satunya pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa. Hal inilah yang akhirnya memaksa orang orang Eropa berlayar ke dunia timur bertujuan mencari sendiri pusat rempah-rempah dunia. Selain latar belakang di atas ada juga beberapa faktor yang mempercepat keinginan dari bangsa Eropa untuk mengadakan pelayaran samodera, yaitu:
Keinginan membuktikan teori Copernicus (heliosentris)
Keinginan membuktikan teori Galileo Galilei menyatakan bahwa bumi itu bulat
Keinginan membuktikan kisah perjalanan Marcopolo dalam bukunya Imago Mundi menceritakan keajaiban & kemakmuran di dunia timur (Cina)
Ditemukannya kompas sebagai alat penunjuk arah dalam perjalanan
Adanya semangat penaklukan (reconquista) orang-orang Islam di seluruh dunia
Negara-negara pelopor perjalanan ke dunia timur
Masa ketika negara-negara Eropa melakukan perjalanan ke dunia timur dikenal sebutan abad penjelajahan samudera. Negara-negara pelopornya Portugis dan Spanyol. Berikut tokoh-tokohnya :
Portugis :
o Bartholomeus Diaz (sampai ujung selatan Afrika 1486)
o Vasco da Gama (sampai India 1498)
o Alfonso d’ Albuquerque (sampai Malaka 1511, Maluku 1512)
Spanyol:
o Colombus (penemu jalan ke Amerika, mendarat di Kep.Bahama & Haiti 1492)
o Hernando Cortez ( ekspedisi Meksiko 1485 – 1547)
o Magelhaenz (pengeliling dunia pertama 1519 – 1522)
Negara-negara Eropa lain seperti Inggris, Perancis, Belanda, dll. akhirnya mengikuti jejak Portugis dan Spanyol mengadakan penjelajahan samudera. Akibatnya:
Ditemukannya benua baru oleh bangsa Eropa, seperti Amerika, Australia.
Munculnya penjajahan yang dirasakan oleh bangsa pribumi
Pengenalan budaya barat kepada penduduk asli
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
Secara umum kedatangan bangsa barat di Indonesia dilatarbelakangi adanya kebutuhan mendesak mencari rempah-rempah, yang kemudian diikuti oleh mencari kejayaan dan menyebarkan agama (Glory, Gold, Gospel). Bangsa-bangsa barat yang pernah menjajah Indonesia antara lain: Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis (tidak langsung), Belanda. Spanyol masuk dari Filipina ke Maluku (Tidore) tahun 1521, Portugis masuk Indonesia dari Malaka ke Maluku (Ternate) 1512. Belanda masuk ke Indonesia pada tahun 1596 dengan mendarat di Banten dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Di Indonesia mereka mendirikan VOC (1602). Beberapa Gubernur Jend. Belanda yang memerintah :
1. Jan Pieterzoon Coen (1618), mendirikan benteng di Jayakarta
2. Daendels (1808-1811), terkenal membuat jalan Anyer-Panarukan
Masa penjajahan Inggris, gubernur jenderalnya dijabat oleh Raffles (1811-1814).
Kebijakannya:
1. Membagi Jawa atas 16 karesidenan untuk mempermudah pengawasan
2. Mengangkat para bupati menjadi pegawai negeri
3. Melarang kerja rodi
4. Memperkenalkan sistem sewa tanah (landrente)
5. Membentuk susunan pengadilan model Inggris
Berdasarkan Perjanjian Convention of London (1814) maka Inggris menyerahkan Indonesia kepada Belanda. Diangkatlah Van Den Bosch menjadi penguasa di Indonesia dengan tugas mencari uang sebanyak-banyaknya untuk mengisi kas Belanda yang kosong. Kemudian tercipta politik paling menyengsarakan rakyat yaitu Tanam Paksa (Cultuurstelsel). Penjajahan menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan rakyat Indonesia, hal inilah yang kemudian menimbulkan usaha perlawanan rakyat menentang kekuasaan penjajah.
Perlawanan Rakyat Menentang Penjajahan Asing
Sebab-sebab terjadinya perlawanan :
1. Penerapan berbagai politik pemerasan yang menyengsarakan rakyat, misal:
a. politik devide et impera
b. politik monopoli
c. politik pax neerlandica
2. Campur tangan penjajah terhadap urusan keraton
3. Kekecewaan rakyat akibat kurang dihargainya budaya penduduk pribumi, dll.
Bentuk-bentuk perlawanan:
1. Perang Maluku (1817)
o Sebab umum : ketidakpuasan rakyat akibat penerapan politik pemerasan yang diterapkan misalnya; monopoli cengkeh, pelayaran hongi
o Cara perlawanan : menyerbu benteng Belanda Duurstede di Saparua
o Tokoh : Pattimura, Christina Martha Tiahahu, Anthoni Reebok, dll
2. Perang Paderi (1821-1838)
o Sebab :
Pertentangan aliran Wahabi (ingin pemurnian islam) dgn Tasawuf (islam tradisional)
Adanya kebiasaan buruk yang ingin diberantas misal; mabuk, judi dll
Pertentangan antara Hukum Adat (matrilinial) dgn Hukum Islam (patrilinial)
Perebutan pengaruh antara kaum adat dengan kaum ulama
Adanya campur tangan Belanda sehingga situasi memanas
o Cara perlawanan : melalui perang
o Tokoh : Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Gapuk, Tuanku Nan Cerdik, dll
3. Perang Diponegoro (1825-1830)
o Sebab umum :
Kekuasaan raja Mataram yang semakin kecil dan terbatas, dibaginya wilayah kerajaan menjadi 4 lewat Perjanjian Giyanti
Dikuranginya hak-hak kaum bangsawan keraton
Beban rakyat semakin berat akibat pemerasan oleh penjajah
o Sebab khusus :
Pembuatan jalan kereta api melewati makam leluhur P. Diponegoro tanpa izin
o Cara perlawanan: melalui pemberontakan di seluruh tanah Jawa
o Tokoh : P. Diponegoro, Sentot Alibasyah, P. Mangkubumi, Kyai Mojo, dll
4. Perang Aceh (1873-1904)
o Sebab perang :
Perbedaan tafsiran Sumatera Timur, Belanda maupun Kerajaan Aceh
Dibuka Terusan Suez menjadikan Aceh penting dalam pelayaran internasional
Adanya pelaksanaan politik Pax Neerlandica oleh Belanda
Penolakan rakyat Aceh terhadap tuntutan Belanda agar Aceh tidak berhubungan dengan negara asing & mengakui Belanda sebagai yang dipertuan
o Cara perlawanan : melalui pemberontakan bersenjata
o Tokoh : Teuku Umar, Teungku Cik Di Tiro, Cut Nyak Din, dll
5. Perang Bali (1846-1909)
o Sebab perang :
Tuntutan Belanda menghapuskan hukum Tawan Karang ditolak raja-raja Bali
Raja-raja Bali dipaksa mengakui kedaulatan Belanda
o Cara perlawanan : melalui Perang Puputan
o Tokoh : I Gustu Ketut Jelantik, I Gusti Ngurah Made Kerangasem, dll
6. Perang Banjarmasin (1859-1863)
o Sebab perang :
Terjadinya perselisihan mengenai tahta kerajaan P. Tamjidillah & P. Hidayat, di mana Belanda kemudian campur tangan
Keinginan Belanda untuk menerapkan politik Pax Neerlandica di sana
o Cara perlawanan: melalui perlawanan rakyat
o Tokoh : P. Hidayat, P. Antasari, dll.
7. Perang Tapanuli (1878-1907)
o Sebab perang :
Penentangan Raja Tapanuli masih menganut animisme atas penyebaran agama kristen oleh Belanda
Adanya keinginan Belanda menerapkan politik Pax Neerlandica
o Cara perlawanan : melalui perlawanan rakyat
o Tokoh : Sisingamangaraja XII
Berbagai pemberontakan di atas semuanya dapat dipadamkan oleh Belanda karena kurangnya persatuan dan hanya mempertahankan daerahnya sendiri. Awal abad 20 Belanda telah dapat menguasai seluruh wilayah Indonesia sehingga penerapan politik Pax Neerlandica dapat dikatakan berhasil. Dalam perkembangannya awal abad 20 ini pula perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia mengalami perubahan yaitu melalui berbagai organisasi modern. Ini terjadi akibat positif dari Politik Etis.
1. Bangsa Portugis (1511)
Bangsa portugis menguasai malaka tahun 1511 dibawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Bangsa portugis datang ke Indonesia bertujuan untuk mencari rempah2. Bangsa Indonesia menolak bangsa Portugis karena:
Portugis akan melakukan monopoli perdangan rempah2
Portugis akan merampas kedaulatan raja-raja Indonesia
Perlawanan terhadap bangsa Portugis pernah dilakukan oleh Raja Demak Raden Patah dengan mengutus putranya Pati Unus; tetapi mengalami kegagalan. Portugis diterima oleh kerajaan Ternate karena:
Portugis membeli rempah2 dengan harga tinggi
Portugis diminta untuk membantu menyerang kerajaan Tidore
Pada awalnya sikap portugis baik dengan rakyat Ternate, tetapi lama-kelamaan bersikap sebaliknya. Maka rakyat Ternate mengadakan perlawanan dengan sebab2:
Portugis melakukan monopoli sehingga merugikan rakyat
Kerajaan Ternate harus mengakui kekuasaan portugis
Portugis menangkap dan membunuh Sultan Hairun
Pengaruh Portugis di Indonesia:
Berkembangnya agama Katolik dan Kristen
Penggunaan nama2 Portugis dan Indonesia Timur
Bangunan2 berupa benteng
Berkembangnya musik keroncong, dsb.
2. Bangsa Spanyol (1521)
Ekspedisi yang dipimpin oleh Ferdinand de Magelhaen dan Yuan Sebastian Del Cono sampai Filipina tahun 1521. Magelhein meninggal dalam pertempuran di Filipina dan perjalanan dilanjutkan oleh Sebastian Del Cono, sampai Maluku tahun 1521. Kemudian bertemu dengan Portugis sehingga terjadi perselisihan. Perselisihan diakhiri dengan Perjanjian Saragosa yang isinya: keturunan portugis disebelah barat garis saragosa dan spanyol di sebelah timur garis saragosa
3. Bangsa Belanda (1596)
Bangsa Belanda sampai di Indonesia tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan Peter Keyzer. Tujuan bangsa Belanda adalah berdagang rempah2, untuk melancarkan usahanya maka dibentuk VOC tahun 1602.
Tujuan voc sbb :
-Menyaingi kongsi2 dagang lainnya, co: EIC
-Menyaingi pedagang2 Belanda lain
-Meningkatkan keuangan negara
-Memonopoli perdagangan rempah2
Dalam memperkuat posisi VOC, pemerintah Belanda mengangkat Gubernur Jendral Pieter Both. Tidak lama pada tahun 1603 digantikan oleh Jon Pieterzoon Coen (J.P. Coen). VOC memiliki hak2 istimewa yang disebut hak octroi:
Hak untuk memiliki tentara sendiri
Hak untuk mencetak mata uang
Hak untuk mengadakan perjanjian dengan raja2 Indonesia
Hak untuk memonopoli rempah2
Hak untuk memerintah daerah yang diduduki
Upaya2 VOC untuk menguasai perdagangan:
Memonopoli perdagangan
Hongi tochen (mengawasi para pedagang Maluku agar tak menjual rempah2 ke pedagang lain)
Ekstipasi (menebang tanaman rempah2 milik rakyat agar tidak berlebihan)
Contingenten (rakyat wajib membayar pajak berupa hasil bumi)
Verplichte leverentie (rakyat wajib membayar pajak berupa hasil bumi di wilayah yang tidak dikuasai oleh VOC)
Pleanger stelsel (kewajiban rakyat menanam kopi)
VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 karena :
Keuangan VOC semakin defisit
Pegawai2 VOC banyak yang melakukan korupsi
Banyak uang yang dikeluarkan untuk membiayai perang
Kalah bersaing dengan kongsi dagang Inggris dan Perancis
Banyak mendapat perlawanan dari rakyat Indonesia
Rakyat Indonesia sudah tidak mampu membeli barang2 yang dipasarkan VOC
Setelah VOC dibubarkan, pemerintah Belanda mengangkat Willem Daendels sebagai gubernur jendral di Indonesia yang bertugas:
Mempertahankan Jawa dari kekuasaan Inggris
Membentuk pemerintahan di Indonesia
Memperbaiki masalah keuangan
Untuk melaksanakannya, Daendels mengambil kebijakan dalam bidang pertahanan:
Meningkatkan jumlah prajurit
Membangun jalan raya dari Anyer-Panarukan
Membangun armada pertahanan laut di Surabaya dan Batavia
Membangun pelabuhan di Ujung Kulon dan Surabaya
Bidang pemerintahan:
Membentuk sekretaris negara
Membentuk lembaga peradilan di Surabaya
Memindahkan pusat pemerintahan dari Sunda Kelapa ke Jayakarta
Menyingkirkan raja2 menghalangi kebijakannya
Bidang keuangan:
Mengeluarkan uang kertas
Menjual tanah2 kepada partikelis (swasta) seperti Cina dan Arab
Memborongkan kepada swasta dalam memungut pajak
Membentuk badan pengawas keuangan
4. Bangsa Inggris (1811)
Pada tahun 1811, Inggris mampu menguasai daerah jajahan Belanda, maka Belanda harus menandatangani Kapitulasi Tuntang (18 September 1811):
Daerah jajahan Belanda diserahkan kepada Inggris
Tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
Orang2 Belanda dapat menjadi pegawai Inggris
Pemerintahan Inggris di Indonesia (1811-1816) berdasarkan Kapitulasi Tuntang, Inggris resmi menguasai Indonesia, maka Gubernur Jendral EIC, Lord Minto menunjuk Stanford Raffles untuk membentuk pemerintahan di Indonesia untuk memperbaiki:
Bidang pemerintahan
o Indonesia (P. Jawa) dibagi menjadi 16 karesidenan
o Para bupati diangkat menjadi pegawai negeri
o Daerah keraton Jogjakarta dan Surakarta dipersempit
o Mengurangi kekuasaan raja
Bidang keuangan
o Melaksanakan system perdagangan bebas
o Melaksanakan system sewa tanah/ land rent
o Melanjutkan system perdagangan perkebunan kopi
o Memonopoli perdagangan garam
Bidang social
o Menghapuskan system perbudakan
o Mengurangi pengaruh kekuasaan tradisional
Jasa2 Raffles selama memerintah Indonesia:
Mendukung lembaga kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang bernama bataviaasch genootschop di Harmoni
Menulis buku The History of Java
Menemukan bunga Rafflesia Arnoldi
Istrinya, Olivia Marianne, merintis Kebun Raya Bogor
Mengembalikan sultan sepuh menjadi Sultan Yogyakarta
Tahun 1813 terjadi koalisi Belanda - Inggris untuk menghadapi Napoleon Bonaparte. Tahun 1814 Inggris - Belanda menandatangani Konvensi London berisi:
Inggris mengembalikan wilayah Indonesia kepada Belanda
Inggris berkuasa di India
Penyerahan Indonesia dari Inggris ke tangan Belanda pada tahun 1816. Sejak itu, kekuasaan inggris berakhir di Indonesia.
Sistem tanam paksa (Cultuur Stelsel) dilaksanakan tahun 1830 oleh Van der Bosch. Tujuannya mengisi kekosongan keuangan khas negara. Programnya:
Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapuskan
Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib
Pajak tanah harus dibayar dengan hasil bumi atau tanaman
Kerja wajib/ rodi
Pelaksanaan dan program tanam paksa banyak terjadi penyimpangan sehingga mengakibatkan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Akibat penyimpangan tersebut, kaum humanis dan liberal menuntut tanam paksa dibubarkan.
Tokoh-tokohnya adalah L.Vibalis, Dr. W. Bosch, Fransen Van de Putte, Barn van Hoevel dan Dr. Douwes Dekker
Akibat positif tanam paksa bagi Indonesia:
Indonesia mengenal berbagai macam tanaman
Indonesia mengetahui daerah2 yang cocok untuk jenis tanaman tertentu
Indonesia mengetahui cara merawat dan memanennya
Indonesia mengetahui cara mengolah tanah
Akibat negative tanam paksa :
Rakyat Indonesia tetap miskin
Banyak sawah/lading terlantar
Rakyat mengalami kelaparan sehingga muncul berbagai macam penyakit
Atas desakan kaum liberal dan humanis secara bertahap, cultuur stelsel dibubarkan dan berakhir tahun 1870.
Setelah cultuur stelsel dibubarkan, pemerintah Belanda melaksanakan sistem usaha bebas/ swasta, sehingga para pemilik modal memiliki kebebasan mengembangkan usahanya. Menteri jajahan De Waal tahun 1870 mengajukan UU Agrarian (agrarische wet) pada pemerintah untuk:
Melindungi para pengusaha asing
Melindungi status dan kepemilikan tanah para pribumi
Setelah usaha bebas/ swasta dibuka, banyak perkebunan2 dibuka kembali. Keuntungannya dengan Belanda :
Para pengusaha mendapatkan keuntungan besar
Hasil kekayaan Indonesia mengalir ke Eropa/ Belanda
Belanda mampu membangun industri2 baru
Belanda mampu membangun bidang transportasi
Belanda mampu membangun pelabuhan2 baru
Kerugian bangsa Indonesia :
Indonesia tetap miskin
Indonesia tetap menderita
Indonesia tetap menjadi daerah eksploitasi Belanda
Kondisi ekonomi dan sosial bangsa Indonesia semakin buruk
Banyak tanah yang disewa oleh para pengusaha
Politik Etis (Etika)
Kaum liberal dan humanis (kaum progresif) tahun 1890 mengusulkan parlemen Belanda mengubah kebijakan politik daerah jajahan karena bangsa Belanda mendapat banyak keuntungan. Canraad Theodore van Deventeer (1899) menulis di majalah De Gids berjudul Een Eereschuld (utang budi) yang intinya Belanda sudah selayaknya membalas budi pada bangsa Indonesia. Cara membalasnya:
Edukasi/pendidikan
Irigasi/pengairan
Transmigrasi
Kenyataannya hanya menguntungkan pihak belanda karena :
Edukasi: mencetak tenaga pendidik & upah yang murah
Irigasi: mengairi perkebunan & tanah2 milik belanda
Transmigrasi: memenuhi TK perkebunan2 milik Belanda terkhusus luar Jawa
Khusus untuk pendidikan/ edukasi membawa kemajuan karena menghasilkan kaum terpelajar/ intelektual yang berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan.
Tokoh intelektual tersebut adalah :
Dr. Cipto Mangunkusumo
Dr. Wahidin Sudirohusodo
Dr. Sutomo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar